Selasa, 27 Januari 2009

Menjemput Hidayah Cinta

Sebuah novel yang mengugah dan menyentuh hati. Porosnya pada konflik batin sang tokoh utama wanita, Corina Anastasia. Dalam proses menjemput cinta, pengorbanan yang ia lakukan tidak gampang.

Puncaknya, ia pun akhirnya menanggalkan keyakinan lamanya. Langkah yang ditempuh Corina juga harus berhadapan dengan resiko yang tidak kecil. Dia harus rela terbuang dari rumah, keluarga dan lingkungannya. namun, Corina tidak menyerah.

Adhitomo digambarkan sebagai sosok laki-laki yang Islami. dia taat beribadah, tapi juga senantiasa berbuat baik kepada sesama. sebagai seorang profesional yang karirnya melejit bak meteor, Adhitomo menjadi incaran kaum hawa. ditunjang oleh bentuk fisik yang "nyaris" sempurna: ganteng, atletis dan rupawan. Ditambah lagi dengan pembawaanya yang sopan, ramah, penyayang dan peduli.

anehnya, Adhitomo tak mudah mendapatkan wanita idaman. namun, semua itu berubah ketika Adhitomo dimutasikan ke Medan. Kota yang terkenal "keras' ini ternyata mampu meluluhkan hati Adhitomo.

Corina Anastasia, nama wanita "penghancur' kekerasan hati Adhitomo itu, merupakan sosok yang sama dengan dirinya dalam hal kelebihan dan keunggulan fisik maupun kecantikan lahiriyah. sayang, firewall yang membatasi keduanya untuk melanjutkan hubungan ke tingkat lanjut begitu kuat berkobar. dan untuk memadamkan kobaran api ini tidaklah mudah. perjuangan dan resiko yang diambil Corina begitu besar. Namun, ia pantang menyerah dan terus berjuang. akankah ia berhasil bersanding dengan Adhitomo di meja pelaminan? berhasilkah Adhitomo meraih cinta Corina?.
Penerbit: Salsabila Kautsar Utama (Lini Fiksi Pustaka Al-Kautsar Group)
Specifikasi : 483 halaman, Soft Cover,17,5 x 11 cm.
Penulis: Tunggul Tranggono
Testimoni:
Saya jengkel ketika membaca novel ini, karena tokoh utamanya Adhitomo yang Islami, tidak mampu menahan nafsunya seperti memegang-megang dan memeluk perempuan yang bukan muhrimnya, saat yang sama dia juga sholat tepat waktu,berjama’ah di masjid, dan lebih parah lagi wanita yang dipujanya tidak seakidah dengannya. Namun setelah saya renungkan, disitulah letak salah satu kecerdasan penulisnya, mampu membangkitkan emosi kita…..
Saran untuk penulis: Insya Allah menarik jika novel ini disambung …apa yang terjadi dengan Adhitomo dan Corina setelah secara “tidak sengaja” naik ke pelaminan….Insya Allah seru !!!
Jahar (mahasiswa di Jkt)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar